BONE, BOCAHRAKYAT.COM – Wakil ketua DPRD kabupaten Bone, Sulawesi Selatan Herul bersama komisi IV menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Aliansi Peduli SD Negeri 2 Manurunge.
Kegiatan tersebut berlangsung di ruang rapat komisi IV DPRD Bone, Rabu (4/12/2024).
Rapat tersebut bertujuan membahas aspirasi guru dan orang tua murid SDN 2 Manurunge terkait polemik di sekolah tersebut.
Rapat dipimpin ketua komisi IV DPRD Bone Andi Muhammad Salam didampingi wakil ketua komisi IV Rangga Risaswara dan anggota komisi IV Muksin.
Juga dihadiri perwakilan dari Dinas Pendidikan (Disdik), BKPSDM dan Inspektorat Daerah.
Andi Muhammad Salam (Lilo AK) meminta Dinas Pendidikan menugaskan khusus orangnya untuk stay (tinggal -red) di SDN 2 Manurunge dan memastikan proses belajar mengajar berjalan normal seperti di sekolah lain sampai permasalahan selesai.
“Kami DPRD akan kawal, kalau nanti ada temuan pelanggaran pasti ada sanksi dan surat khusus berdasarkan kesepakatan rapat dari 3 OPD ini,” tegas Lilo.
Lilo merekomendasikan agar tiga OPD yang hadir segera melakukan rapat khusus mencari solusi terkait aspirasi belasan guru dan puluhan orang tua murid yang tergantung dalam Aliansi Peduli SD Negeri 2 Manurunge.
Menanggapi rekomendasi tersebut para orang tua murid dan guru merasa tidak puas.
Rekomendasi itu dianggap bukan solusi dan jauh dari harapan.
Mereka pun berencana akan memindahkan anak mereka ke sekolah lain.
“Kalau tidak ada solusi, kami sepakat pindahkan anak-anak ke sekolah lain,” tegasnya.
“Sebanyak 57 orang tua juga sudah tanda tangan surat pernyataan, di antara mereka ada yang anaknya 2, ada juga 3 orang,” sambungnya.
Sejak polemik itu mencuat beberapa orang tua murid memang memilih tidak dulu menyekolahkan anaknya.
Mereka khawatir akan dampak yang bisa saja timbul.
Kepala SD Negeri 2 Manurunge Muhammad Tamrin pun membenarkan hal tersebut.
Dikatannya sudah ada lebih 20 orang tua murid yang datang meminta surat pindah.
“Tapi saya tahan, saya berharap Disdik segera memberi solusi atas masalah ini, karena kalau sampai murid berbondong-bondong pindah sekolah, bisa gempar se- Sulawesi Selatan, tidak pernah ada sekolah di Indonesia kejadian seperti itu, ini bukan ancaman karena sudah banyak yang datang ke saya,” jelasnya.
Ia pun mengaku setuju jika guru Hervina dipindah tugaskan ke sekolah lain daripada harus kehilangan banyak murid.
Sebelumnya, belasan guru dan puluhan orang tua murid SD Negeri 2 Manurunge melakukan unjuk rasa menolak keberadaan guru Hervina.
Mereka mendesak Hervina dipindahkan ke tempat lain.
Dugaan melakukan pungli serta berperangai kasar dan egois disebut-sebut menjadi pemicu. (**)












