BONE – Film “Cyberbullying” diputar serentak di seluruh Indonesia sebagai bagian dari kampanye stop perundungan digital. Di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan pemutaran berlangsung di Planet Cinema, Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo, Sabtu (20/9/2025).
Wakil Bupati Bone, DR. H. Andi Akmal Pasluddin, hadir bersama Pj. Sekda Bone H. A. Saharuddin. Keduanya ikut nonton bareng sebagai bentuk dukungan pemerintah daerah dalam gerakan melawan bullying.
“Pendidikan karakter bukan hanya soal pengetahuan, tapi juga pembentukan hati. Itu penting agar anak tidak menjadi pelaku maupun korban bullying,” kata Wabup.
Ia menekankan pentingnya pendekatan agama, akhlak, serta pendidikan disiplin dan kejujuran sejak dini.
“Kita bisa mencontoh negara maju yang membiasakan anak-anak untuk antre, jujur, dan disiplin,” tambahnya.
CEO Planet Cinema Bone sekaligus produser film, Liani Ekawati, menyebut film ini dibuat khusus untuk anak-anak agar sekaligus mengedukasi mereka.
“Tontonan sebaiknya tidak hanya hiburan, tapi juga bisa membangun karakter,” ujarnya.
Dilansir dari berbagai sumber
Film “Cyberbullying” sendiri mengisahkan perjalanan Neira (13), siswi kelas dua SMP yang awalnya dikenal sebagai panutan di sekolah.
Hidupnya berubah drastis setelah sebuah video konfrontasinya dengan teman sekolah menjadi viral dan memicu perundungan. Neira mengalami tekanan psikologis, menutup diri, dan kehilangan semangat hidup.
Keluarganya kemudian memutuskan mengirim Neira tinggal bersama kakeknya. Di lingkungan baru ini, ia menemukan kembali harapan dan membangun nilai hidup yang lebih kuat, religiusitas, kemandirian, nasionalisme, dan semangat gotong royong.
Bersama teman-teman barunya, Neira mendirikan taman baca dan tempat latihan Spelling Bee bagi anak-anak kurang mampu.
Puncaknya, Neira kembali ke sekolah lamanya untuk mengikuti lomba Spelling Bee. Ia berhasil menorehkan prestasi sekaligus menutup luka masa lalu, meninggalkan pesan kuat bahwa perundungan dapat dilawan dengan semangat, nilai karakter, dan kebersamaan.












