Makassar, 30 Agustus 2025 – Prof. Dr. H. Tahir Kasnawi, SU., M.Si., Sosiolog Universitas Hasanuddin Makassar, menyoroti dinamika aksi demonstrasi yang marak terjadi di Indonesia dalam sepekan terakhir. Dalam pandangannya, gelombang aksi massa tersebut mencerminkan semakin meluasnya kesenjangan sosial serta krisis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, aparat penegak hukum, hingga Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Menurut Prof. Tahir, realitas saat ini sejalan dengan konsep Pierre Bourdieu mengenai kontestasi wacana. Pemerintah, sebagai pihak yang menguasai sumber daya modal politik, ekonomi, dan simbolik, cenderung mendominasi arah kebijakan. Namun, kebijakan yang dihasilkan justru lebih berorientasi pada kepentingan elit politik, bukan kebutuhan rakyat.
Aksi massa, lanjutnya, menjadi representasi nyata atas tekanan ekonomi yang dirasakan masyarakat. Di satu sisi, kelompok tertentu diuntungkan oleh kebijakan negara, sementara sebagian besar rakyat semakin terhimpit oleh kemiskinan.
Peristiwa demonstrasi yang terjadi baru-baru ini, bahkan sampai pada aksi pembakaran gedung-gedung DPR RI hingga DPRD, dinilai Prof. Tahir sebagai bukti semakin hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap anggota DPR RI maupun DPRD.
“Masyarakat kehilangan trust terhadap wakil-wakilnya sendiri yang seharusnya memperjuangkan aspirasi rakyat. Hal ini melengkapi proses merosotnya legitimasi lembaga penyelenggara pemerintahan, baik eksekutif, yudikatif, maupun legislatif,” tegasnya saat ditemui oleh wartawan BocahRakyat dikediamannya.
Ia menegaskan, jika kondisi ini terus berlanjut, maka legitimasi pemerintah dan lembaga perwakilan rakyat akan semakin melemah di mata publik. Ke depan, kata dia, diperlukan perubahan mendasar dalam pola kepemimpinan serta keberanian merumuskan kebijakan yang benar-benar berpihak pada masyarakat luas.












