MAKASSAR – Dugaan penyalahgunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis solar disebut sebagai salah satu penyebab kelangkaan BBM di sejumlah wilayah di Sulawesi Selatan.
Informasi yang beredar menyebut solar subsidi diduga dialirkan lewat jalur laut menuju Sulawesi Tenggara, bahkan nama FKR ikut disebut sebagai penerima di daerah tersebut.
Ketua DPD APDESI Sulawesi Selatan, Sri Rahayu Usmi, menilai kondisi ini harus menjadi perhatian serius aparat penegak hukum.
“Kelangkaan ini merugikan masyarakat dan berpotensi dimanfaatkan oleh oknum. Pihak kepolisian harus menindak tegas dugaan praktik ilegal dalam distribusi BBM,” tegasnya melalui pesan WhatsApp, Minggu (14/9/2025).
Ayu, sapaan akrabnya, juga menyoroti modus yang kerap digunakan, yakni pengisian BBM subsidi dalam jeriken. Menurutnya, praktik tersebut tidak boleh lagi dibiarkan.
“SPBU yang kedapatan melakukan pembiaran harus diberi sanksi. Bukti bisa dilihat dari CCTV yang ada di setiap SPBU,” jelasnya.
Selain itu, sistem barcode juga disebut rawan disalahgunakan. Ia meminta ada pembaruan agar tidak lagi dimainkan oleh pihak tertentu.
“Barcode yang dipakai dengan identitas orang lain harus dihentikan. Sistemnya perlu diperbaiki,” tambahnya.
Sri Rahayu menegaskan perlunya aturan jelas dan sanksi keras bagi semua pihak yang terlibat, baik pengusaha, aparat, maupun oknum lainnya.
“Jika praktik ilegal terbukti, keuntungan yang diperoleh harus disita sesuai undang-undang. Negara tidak boleh memberi ruang sedikit pun bagi pengusaha ilegal,” pungkasnya.












