BANDUNG – Pada hari Selasa, 21 Oktober 2025, Telkom Indonesia bersama dengan Telkom University secara resmi meluncurkan program tahunan bernama Innovillage 2025, yang merupakan ajang inovasi sosial digital bagi mahasiswa untuk menghadirkan solusi teknologi atas permasalahan masyarakat. Sosialisasi dilakukan secara hybrid di Studio Innovillage di kampus Telkom University Bandung, dan secara daring melalui Zoom dan YouTube, dengan lebih dari 900 peserta dari berbagai perguruan tinggi se-Indonesia turut mengikuti.
Program Innovillage, yang telah diselenggarakan sejak tahun 2020, mengusung konsep “socio-digital-preneurship” dan menjadi wadah kolaborasi antara kampus, industri, dan komunitas masyarakat untuk menghasilkan inovasi digital yang memiliki orientasi sosial.
Menurut Suharsono, Senior Manager SDGs–Social Responsibility Center di Telkom Indonesia, program ini selaras dengan implementasi program Sustainable Development Goals (SDGs) dan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) Telkom. Ia menyampaikan bahwa pihaknya ingin membimbing ide‐ide mahasiswa agar mampu merespon tantangan nyata di masyarakat.
Dari sisi kampus, Runik Machfiroh, Ketua SDG’s Center di Telkom University, menyatakan bahwa Innovillage merupakan bukti bahwa mahasiswa bisa menjadi agen perubahan sosial lewat inovasi teknologi yang berdampak langsung ke masyarakat.
Untuk tahun 2025, Innovillage mengusung tema “Drive Innovation, Create Impact, Build a Lasting Future” dan difokuskan pada lima isu strategis nasional: ketahanan pangan, kesehatan, pemberdayaan perempuan dan UMKM, lingkungan, serta inklusi disabilitas. Dalam rangka mendukung lebih banyak kolaborasi dan inovasi yang berkelanjutan, penyelenggara juga memperkenalkan tiga skema kompetisi baru yang mendorong kolaborasi antar disiplin ilmu, inovasi yang dapat terus berjalan, serta melibatkan alumni melalui komunitas inovasi bernama Innovillage Impact Network (IIN) yang kini telah memiliki lebih dari 7.000 alumni dari seluruh Indonesia.
Adapun target penyelenggaraan tahun ini mencakup partisipasi 130 perguruan tinggi, pengajuan 1.000 proposal, keterlibatan 3.000 peserta, serta pengembangan 180 prototipe yang siap untuk inkubasi dan komersialisasi. Para mahasiswa yang berhasil lolos akan mendapatkan peluang pendanaan hingga Rp30 juta, pelatihan teknologi, serta fasilitasi untuk publikasi dan perlindungan kekayaan intelektual (HKI).
Selain itu, dalam sesi lanjutan, tim IT Innovillage memperkenalkan platform digital bernama My Innovillage yang terdiri dari situs innovillage.id sebagai pusat informasi dan publikasi, serta my.innovillage.id sebagai sistem untuk registrasi, seleksi, pelaksanaan proyek, hingga evaluasi. Peserta kemudian akan melalui tahapan mulai dari pendaftaran proposal, seleksi kompetisi, online pitching, pengumuman pemenang, implementasi proyek, hingga monitoring & evaluasi.
Sebagai bagian dari pengenalan komunitas alumni, dalam sesi tersebut hadir alumni Innovillage 2024, yaitu Hilda Aulya Zahra yang juga Sekjen II IIN. Ia menceritakan kisah sukses proyek Green Circle dari Politeknik Negeri Medan — sebuah bank sampah digital yang berhasil meningkatkan partisipasi masyarakat hingga 78 persen, mengubah limbah organik menjadi pakan maggot, serta menyalurkan limbah anorganik ke UMKM lokal. Ia menekankan bahwa IIN adalah ruang kolaborasi dan pembelajaran, dan inovasi besar sering kali dimulai dari langkah-kecil saja.
Pendaftaran untuk Innovillage 2025 dibuka dari tanggal 21 Oktober hingga 10 November 2025 melalui situs resmi, dan terbuka bagi seluruh mahasiswa aktif di Indonesia dengan pendampingan dosen pembimbing serta dukungan pendanaan dari Telkom Indonesia.
