Dialog Pengembangan Kampung Moderasi Beragama: Pemuda Sidrap Didorong Jadi Pelopor Toleransi dan Kebersamaan

Nidaul Islam
Nidaul Islam

Sidrap, 28 Oktober 2025 — Dalam momentum Hari Sumpah Pemuda, Kementerian Agama Kabupaten Sidenreng Rappang melalui Bimas Islam menggelar kegiatan Dialog Pengembangan Kampung Moderasi Beragama di Kantor KUA Kecamatan Tellu Limpoe, Selasa (28/10).

Kegiatan ini menghadirkan sejumlah tokoh lintas agama dan organisasi keagamaan, di antaranya Tokoh Agama Hindu Towani, Ketua MUI Kabupaten Sidrap, serta Ketua Umum DPD BKPRMI Kabupaten Sidrap yang sekaligus menjadi salah satu narasumber utama.

Ketua DPD BKPRMI Sidrap mendapat kepercayaan dari Bimas Islam Kemenag Sidrap untuk menyampaikan materi bertajuk “Peran Pemuda dalam Mendorong dan Melestarikan Moderasi Beragama.” Dalam paparannya, ia menegaskan pentingnya peran generasi muda sebagai agen perdamaian dan penjaga nilai-nilai kebangsaan di tengah keberagaman.

“Dialog keagamaan tidak bisa dijadikan sebagai wacana semata. Bentuknya harus nyata, terlihat di mata dan dirasakan oleh masyarakat,” tegas Nidaul Islam, salah satu narasumber dalam kegiatan tersebut.

Ia menambahkan bahwa moderasi beragama harus diwujudkan dalam relasi sosial yang saling menghargai, agar tumbuh menjadi budaya bersama di masyarakat kampung moderasi.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua BKPRMI Sidrap juga memperkenalkan Teori Dialektika Relasional sebagai pendekatan untuk mencegah potensi konflik sosial-keagamaan. Teori ini, katanya, memiliki empat prinsip utama: Totality, Contradiction, Motion, dan Praxis.

  • Totality mengajarkan manusia agar melihat suatu hubungan secara menyeluruh, tidak hanya dari satu sisi. Semua elemen dalam hubungan saling terhubung dan memengaruhi.

  • Contradiction menegaskan bahwa setiap hubungan mengandung ketegangan antara kebutuhan yang berlawanan, dan hal itu perlu dikelola, bukan dihindari.

  • Motion menggambarkan bahwa hubungan manusia bersifat dinamis dan terus berubah seiring waktu.

  • Praxis mendorong setiap individu untuk aktif dalam mengelola dan menegosiasikan ketegangan tersebut melalui tindakan nyata sehari-hari.

“Hubungan sosial bukan sekadar sesuatu yang terjadi pada kita, tetapi sesuatu yang kita ciptakan melalui tindakan kita sendiri,” ungkapnya.

Ia juga menekankan bahwa pemuda merupakan generasi penerus bangsa sekaligus pewaris nilai-nilai luhur agama dan kebangsaan.

“Jadilah pemuda yang bukan hanya cerdas beragama, tetapi juga arif dalam menghargai perbedaan,” pesannya menutup sesi dialog.

Kegiatan ini diharapkan menjadi wadah pembelajaran dan kolaborasi lintas agama untuk memperkuat semangat moderasi beragama di Kabupaten Sidrap, khususnya di tingkat kampung dan komunitas lokal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *