ANJANG SANA: Kalau Pemeriksaan Kesehatan Bisa Datang Sendiri, Masa Kamu Masih Malas?

Biasanya, kalau mau periksa kesehatan, kita harus pergi ke puskesmas, antri, isi formulir, dan menunggu giliran sambil nahan kantuk di ruang tunggu yang penuh brosur warna-warni. Tapi bagaimana kalau sekarang… pemeriksaannya yang datang ke kamu? Bahkan bisa di rumah hajatan, pasar malam, sampai acara pindahan rumah. Serius. Bukan gimmick.

Inilah ide cemerlang dari UPT Puskesmas Pangkajene di Kabupaten Sidenreng Rappang, lewat inovasi bertajuk ANJANG SANA ANJANG SINI. Program ini digagas oleh sosok inspiratif Erna Suyuti, S.Kep, Ns, yang sepertinya sudah lelah lihat masyarakat nunggu sakit dulu baru ke puskesmas. Karena, ya… jujur aja, kita masih menganut aliran “kalau belum pingsan, ngapain periksa”.

Apa Itu ANJANG SANA ANJANG SINI?

Singkatnya, ini adalah program jemput bola pelayanan skrining Penyakit Tidak Menular (PTM). Nggak cuma ke rumah-rumah, tapi juga ke tempat umum, acara keluarga, sekolah, kampus, terminal, pasar, bahkan sampai penjara. Pelayanannya juga nggak main-main—dari registrasi sampai hasil pemeriksaan, semuanya bisa langsung dicek lewat aplikasi Satu Sehat Mobile. Teknologi? Ada. Sentuhan manusia? Tetap ada.

Apa yang Bikin Inovasi Ini Beda?

  • Responsif: Mau cek kesehatan? Tinggal kirim pesan via WhatsApp atau DM Instagram. Petugas siap datang.

  • Gratis tis tis: Pemeriksaan ini nggak bikin kantong bolong. Benar-benar nol rupiah.

  • Fleksibel: Nggak terikat jam kantor. Mau pagi, siang, atau pas tasyakuran, bisa diatur.

  • Nggak cuma periksa, tapi juga tindak lanjut: Ketemu hipertensi atau diabetes? Langsung diarahkan ke PROLANIS.

Bukan cuma cocok dengan kebutuhan lokal, inovasi ini juga nyambung langsung dengan SDG Nomor 3: Menjamin kehidupan sehat dan kesejahteraan bagi semua usia. Ini bukan cuma jargon global yang numpang lewat di dokumen RPJMD, tapi benar-benar diterapkan di lapangan. Bahkan sampai ke depan rumahmu.

Dampaknya? Lebih Tajam dari Jarum Suntik

📈 Skrining usia produktif naik dari 42,6% jadi 56,6%.
📈 Skrining lansia? Melejit dari 5,5% jadi 46,2%.
📍 Jumlah titik kunjungan skrining? Dari 360 titik jadi 609 titik.
📲 Sistem pelayanan? Sudah digital, bukan lagi tumpukan kertas lusuh.

Walaupun masih ada target yang belum 100%, peningkatan ini jelas menunjukkan arah yang benar. Tiket menuju pelayanan kesehatan yang humanis, modern, dan membumi.

Bisa Ditiru Daerah Lain? Banget.

Inovasi ini sudah direplikasi di beberapa puskesmas lain di Sidrap, bahkan dilirik oleh yayasan dan instansi luar. Modalnya bukan canggih-canggihan, tapi kemauan buat turun langsung ke masyarakat. Sistemnya kolaboratif, dananya efisien, dan pelaksananya adalah tim hebat yang terdiri dari 43 SDM kesehatan—mulai dari dokter sampai kader Posbindu.

Dengan biaya dari DAK, APBD, dan BLUD, inovasi ini dijalankan dengan optimal. Dan karena SDM lokal yang digerakkan, biaya bisa ditekan tanpa mengurangi kualitas layanan. Jauh lebih realistis daripada aplikasi kesehatan yang cuma bisa diakses pakai Wi-Fi kantor.

Akhir Kata: Kalau Kesehatan Sudah Menyapa Duluan, Masa Masih Mau Kabur?

ANJANG SANA ANJANG SINI membuktikan bahwa pelayanan kesehatan nggak harus selalu menunggu. Kadang, untuk mencegah penyakit serius, kita cuma perlu diingatkan… dan didatangi. Bukan untuk ditagih utang, tapi ditawari hidup yang lebih sehat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *