SIDRAP – Siapa bilang anak muda cuma jago main gadget dan nongkrong di kafe? Di Desa Passeno, Kecamatan Baranti, sekelompok anak muda malah asyik mengaduk kotoran sapi. Serius. Tapi tunggu dulu, ini bukan hobi aneh-aneh, ini adalah inovasi Petani Milenial Sidenreng Rappang, digagas oleh Abdul Rauf, inovator dari masyarakat Desa Passeno yang jadi bukti nyata bahwa bertani itu bisa keren dan modern.
Kabupaten Sidenreng Rappang memang dikenal sebagai lumbung padi Sulawesi Selatan. Tapi di balik hamparan sawah yang cantik itu, ada masalah klasik: tanah makin lelah gara-gara kebanyakan pupuk kimia. Data bahkan menunjukkan produksi padi turun dari 31 ribu ton (2017) jadi cuma 19 ribu ton (2020). Kalau sawah bisa ngomong, mungkin sudah teriak, “Tolong, jangan kasih pupuk kimia lagi!”
Di sinilah Abdul Rauf, bersama masyarakat binaan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sidenreng Rappang, memunculkan ide cerdas: manfaatkan sumber daya lokal seperti kotoran sapi, limbah penggilingan padi, dan hijauan tanaman jadi pupuk organik. Murah, mudah dibuat, dan bikin tanah bahagia lagi.

Sejak resmi digas pada November 2023, hasilnya langsung terasa:
🌾 Produksi padi naik dari 38 ton jadi 45 ton.
💰 Biaya produksi turun Rp 2 juta per musim tanam.
👩🌾 50 petani sudah ikut, padahal awalnya nol.
Bukan Sekadar Pupuk, tapi Gerakan
Program ini sejalan dengan SDG 2 (Tanpa Kelaparan) dan SDG 12 (Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan). Abdul Rauf menegaskan, gerakan ini bukan cuma soal hasil panen, tapi juga mengubah cara pikir petani. “Kalau ada sumber daya di sekitar, kenapa harus beli mahal dari luar?” ujarnya.
Selain menghidupkan tanah, inovasi ini juga menghidupkan desa. Limbah yang tadinya numpuk sekarang punya nilai. Petani makin semangat karena hasil naik dan biaya turun. Pemerintah pun senang, karena ini nyambung dengan program kemandirian pangan dan pembangunan dari desa.
Harapan ke Depan
Targetnya? Replikasi ke desa-desa lain. Modalnya? Murah dan nggak perlu teknologi tinggi—cukup semangat, kerja sama, dan sedikit tahan bau. Kalau sukses, ini bisa jadi model nasional untuk pertanian organik berbasis komunitas.












