Ngajar Bahasa Inggris dari SMP? Lah, Ini Anak SMP Aja Udah Jadi Mentor!

Kalau biasanya siswa SMP itu masih sibuk mikirin PR Matematika atau cari cara biar lolos dari piket kelas, di Kabupaten Sidenreng Rappang mereka malah jadi guru Bahasa Inggris. Iya, betul. Guru. Bukan buat adik kandungnya di rumah, tapi untuk murid SD satu kabupaten. Selamat datang di dunia nyata versi keren dari program English Corner SIPEMBERANI.

Program ini digagas oleh Dr. Agunawan, S.Pd., Gr., M.Pd., yang tampaknya sudah cukup lelah melihat siswa SD bengong tiap guru Bahasa Inggris SMP masuk kelas. Masalahnya? Ya karena mereka belum pernah belajar Bahasa Inggris sebelumnya. Saking belum kenalnya, kata “apple” pun bisa disangka jenis sabun baru.

Siswa Jadi Mentor? Emang Nggak Kebalik?

Justru di sinilah inovasinya. Alih-alih menunggu kurikulum nasional yang seperti sinyal WiFi—kadang muncul, kadang lenyap—program ini membina siswa SMP untuk jadi mentor Bahasa Inggris bagi siswa SD. Modelnya? Belajar sambil berbagi. Siswa SMP ikut pelatihan, diseleksi, lalu dikirim ke sekolah-sekolah dasar, terutama yang di pelosok.

Dan jangan salah sangka, mentor ini bukan cuma ngajarin “Hello, how are you”, tapi ikut mendampingi, menyusun modul, bahkan jadi guide untuk turis asing buat melatih speaking skill mereka. Gaya belajar? Gunakan pendekatan experiential learning—alias belajar langsung dari praktik, bukan cuma hafalan.

Gratis, Inklusif, dan Seru!

Semua program ini… gratis. Nggak pakai embel-embel “berbayar kalau lanjut ke level selanjutnya.” Semuanya terbuka, bahkan buat anak di pelosok desa. Mereka nggak hanya belajar Bahasa Inggris, tapi juga belajar percaya diri, kepemimpinan, dan (siapa tahu) jadi calon guru beneran.

Dan ini bukan asal jalan, loh. Ada basecamp resmi, pelatihan rutin, SOP lengkap, dan sistem kaderisasi yang membuat alumni mentor balik lagi untuk jadi pelatih generasi selanjutnya. Dari batch 1 sampai batch 5, terus berputar tanpa perlu didorong pakai slogan semangat.

Cocok Buat SDGs? Jelas!

Program ini langsung nyambung dengan SDG Nomor 4: Menjamin pendidikan yang inklusif dan berkualitas untuk semua. Juga masuk ke Asta Cita Presiden soal penguatan SDM dan pendidikan. Jadi, ini bukan cuma program “lucu-lucuan anak SMP ngajarin SD,” tapi benar-benar strategi pembangunan SDM dari akar rumput. Literal.

Makin Banyak yang Bergabung

📈 Nilai Bahasa Inggris siswa SD naik dari 72 ke 84.
📈 Nilai siswa SMP mentor juga ikut naik dari 73 ke 87.
📈 Jumlah mentor naik dua kali lipat.
📈 Sekolah yang dikunjungi? 21 sekolah dan terus bertambah.

Dan yang paling keren? Sudah mulai direplikasi ke daerah lain. Bahkan beberapa guru di luar Sidrap ikut pelatihan. Inovasi ini bukan cuma lokal, tapi udah mulai nasional. Tinggal nunggu masuk Netflix kalau perlu.

Penutup: Kalau Anak SMP Aja Bisa Ngajar, Kamu Masih Mau Bilang ‘Bahasa Inggris Itu Susah’?

English Corner SIPEMBERANI membuktikan bahwa perubahan sistem pendidikan nggak harus nunggu revisi kurikulum atau perintah menteri. Kadang, cukup satu ide brilian, satu komunitas solid, dan satu orang bernama Agunawan yang nekat mulai dari nol.

Jadi, lain kali kalau ketemu anak SMP di Sidrap, jangan buru-buru tanya “udah bisa Bahasa Inggris belum?”. Bisa jadi, dialah gurumu berikutnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *