Kalau kamu pikir cegah stunting itu harus pakai alat canggih, aplikasi AI, atau seminar internasional dengan coffee break fancy—sayang sekali kamu keliru. Di Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan, ada inovasi sederhana tapi luar biasa bernama GAYA SEHATKI (Gerakan Keluarga Sayang Seribu Hari Pertama Kehidupan). Judulnya aja udah terdengar sayang banget, kan?
Tapi jangan salah, di balik nama yang manis ini, ada gebrakan serius buat nyelamatin generasi masa depan dari ancaman stunting, gizi buruk, dan… asap rokok. Ya, kamu nggak salah baca: rokok. Karena ternyata, selain bikin dompet bolong, rokok juga bisa memperkecil tinggi badan anak secara tidak langsung. Hebat ya? (Tapi ya… dalam arti yang salah).
Siapa Dalangnya?
Adalah Abd. Rustan, SKM, sosok inspiratif di balik inovasi ini. Beliau bukan influencer kesehatan atau motivator seminar motivasi pagi hari. Beliau adalah Kepala TU Puskesmas Lancirang dan Tenaga Kesehatan Teladan Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2022. Beliau tahu betul bahwa pencegahan stunting itu dimulai dari rumah. Bukan dari meme edukasi setengah hati atau baliho pemerintah yang dilihat cuma pas macet.
Inovasinya Gimana Sih?
Gaya Sehatki adalah gerakan pemberdayaan masyarakat dengan dua senjata utama: daun kelor dan poster larangan merokok. Serius.
-
Keluarga didorong untuk mengonsumsi daun kelor—sayuran ajaib kaya vitamin dan mineral yang bisa jadi teh, biskuit, bahkan camilan sehat. Cuma di Sidrap kamu bisa nemu kue kering dari daun kelor yang dijajakan buat ibu hamil dan balita.
-
Rumah-rumah yang punya ibu hamil atau bayi 0–2 tahun dijadikan zona bebas asap rokok. Ditempeli poster anti rokok dan disapa langsung oleh kader. Kalau ada yang tetap bandel? Yah, semoga telinga mereka lebih terbuka dari jendela rumahnya.
Dan jangan bayangin ini semua dikerjakan oleh superhero. Inovasi ini jalan berkat 80-an kader kesehatan lokal, para ibu-ibu hebat yang turun langsung mengedukasi, memantau, dan… kadang menyindir halus para perokok keras kepala.
Hasilnya? Bukan Basa-basi
-
Angka stunting di wilayah kerja Puskesmas Lancirang turun dari 130 anak (2020) jadi 54 anak saja di 2024.
-
Rumah bebas asap rokok naik drastis dari 72% ke 98%. Yes, 98%! Mungkin hanya kalah dari statistik orang yang suka drama Korea.
-
Kunjungan ke Posyandu? Dulu 58,9%, sekarang jadi 100%. Ini pencapaian langka yang bahkan Google Form undangan pernikahan aja belum tentu bisa capai.
Ngomong-ngomong SDGs…
GAYA SEHATKI ini nyambung banget sama SDG nomor 3: Good Health and Well-Being. Jadi bukan cuma sekadar jargon di dokumen perencanaan daerah, tapi benar-benar diimplementasikan dengan rasa—dan sayur kelor.
Dan dari sisi Asta Cita Presiden, program ini bantu memperkuat SDM, kesehatan, kesetaraan gender, dan penguatan peran perempuan. Jadi ya, jangan anggap remeh kue kelor, karena dia bagian dari strategi nasional!
Penutup: Ketika Kue Kelor Lebih Berarti daripada Ceramah Panjang
Di tengah banyaknya inovasi digital yang kadang lebih ribet daripada solusi, GAYA SEHATKI datang sebagai pengingat bahwa solusi besar bisa lahir dari ide yang membumi. Daun kelor, edukasi, dan kemauan untuk berhenti ngerokok di rumah—ternyata bisa mengubah masa depan.
Jadi, kalau kamu masih ragu mau mulai dari mana untuk bantu cegah stunting, ya mulailah dari dapur. Atau dari garasi yang biasanya jadi tempat ngopi. Karena inovasi kadang cuma butuh sedikit daun, dan niat baik yang tak setengah matang.












